Beliau mengatakan
وبه نستعين
Dan dengannya kami memohon pertolongan
Mendatangkan kalimat ini, padahal sebelumnya sudah mengucapkan – بسم الله الرحمن الرحيم – karena mungkin ada diantara pembaca yang tidak menyadari bahwsanya didalam kalimat bismillah ada disana ada makna isti’anah sehingga beliau dinampakkan disini dan mengatakan – وبه نستعين -dan didahulukan bihi untuk menunjukan penguatan & pengkhususan bahwasanya isti’anah ini hanya kepada Allāh ﷻ, asalnya – و نستعين به – tapi didahulukan disini jar dan juga majrur untuk menunjukan pengkhususan penguatan & bahwasanya Isti’anah ini hanya kepada Allāh ﷻ saja.
Dan ucapan beliau – نستعين – isyaroh bahwasanya yang butuh pertolongan bukan hanya beliau saja tapi juga qura(yang membaca) & mengambil faedah dari kitab ini juga mereka semuanya & tidak terkecuali butuh untuk mendapatkan pertolongan dari Allāh ﷻ.
Sebagaimana penulis butuh pertolongan dari Allāh ﷻ dalam menulisnha maka quro / orang yang membaca dan yang mengambil faedah kitab ini juga butuh pertolongan dari Allāh ﷻ untuk memahami kitab ini dan berusaha untuk mengamalkannya.
Dan kitab yang ada dihadapan kita selain dengan kitab Al Ushul Ats Tsalasah atau Qowaidul Arba atau Kitabut Tauhid yang mungkin relatif lebih mudah dalam memahami maksud dari penulis, adapun kitab yang ada dihadapan kita ini maka perlu ta’amun perlu kita berulang² melihat apa dimaksud penulis ini, kenapa beliau mendatangkan ayat ini, kenapa beliau mendatangkan hadits ini, didalam bab ini.
Maka tentunya kalau kita melihat thabi’at kitab tersebut adalah demikian kita sangat butuh dengan pertolongan Allāh ﷻ, dalam kitab yang mudah sekalipun kita butuh pertolongan dari Allāh ﷻ apalagi didalam kitab yang memerlukan kesungguhan didalam memahaminya, dan nanti akan kita lihat bagaimana tidak bisa mungkin dari awal kita memahami maksud kenapa penulis disini mendatangkan ayat ini, kenapa beliau mendatangkan hadits ini, perlu diulang, terkadang sudah berulang kalipun kita belum memahaminya, Allāhua’alam apa yang dimaksud oleh penulis dalam masalah ini.
Sebagian ulama ada yang mensifati Syaikh Muhammad bin Abdil Wahab khususnya ketika beliau membahas kitabut Tauhid itu hampir sama yang dilakukan oleh al Imam Bukhori didalam shahih Bukhori atau meniru apa yang dilakukan oleh al Imam al Bukhori didalam shahihnya, beliau mendatangkan ayat diawal atau mendatangkan hadits dan terkadang kita tidak memahami dari awal, pertama kali kita membaca kita belum faham apa maksud beliau perlu disana diputar lagi otak kita, diulang lagi membacanya sehingga kita baru memahami, dan diakhir ketika kita memahami barulah kita mengetahui atau kita terheran² bagaimana al Imam Bukhori bisa sampai kepada pemahamannya maksudnya dari sekian ribu ayat & sekian ribu hadits yang beliau hafal tapi beliau mengkonsentrasikan pada satu kalimat, satu kalimat ini kemudian dengannya beliau masukkan hadits ini didalam bab tersebut, sehingga shahih Bukhori ini bukan kitab yang bisa dengan mudah diajarkan oleh seseorang, perlu disana pemahaman yang kuat dan kesabaran untuk mengajarkan kitab semisal shahih al Bukhori.
Sehingga ada sebagian (karena dia mungkin merasa tidak mampu) banyak yang lebih memilih kitab yang lain untuk mengajarkan hadits², seperti misalnya mengajarkan sunan ath Tirmidzi atau mengajarkan sunan abu Dawud atau dia mengajarkan shahih Muslim, padahal shahih Bukhori lebih shahih dan dia adalah – أصح كتاب بعد كتاب الله – kenapa mereka memilih itu, bukan karena mereka menganggap remeh shahih Bukhori (tidak) tapi lebih mudah dalam mengajarnya.
Kemudian beliau mengatakan
باب فضل الإسلام
Bab tentang keutamaan Islām
Yang dimaksud dengan – فضل – adalah keutamaan atau keistimewaan – مزاه –
Keutamaan artinya kelebihan, -باب فضل الإسلام – berarti didalam bab ini beliau akan menyebutkan keutaman² yang ada didalam Islām. Yang dimaksud didalam Islām disini adalah Islām yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ yaitu Dienul Islām. Islam ada 3 makna,
① Makna yang paling umum maknanya adalah agama seluruh para Nabi.
② Islām sebagai agamanya Nabi Muhammad ﷺ itu lebih khusus dari pada yang pertama.
③ Dia adalah satu derajat didalam agama Islām yang dibawa oleh Nabi ﷺ.
Yang dimaksud dengan – فضل الإسلام – disini adalah Islām yang kedua yaitu Islām dengan Makna agamanya Rasulullah ﷺ.
Maka maksud beliau – فضل الإسلام – Bab tentang keutamaan Islām maksudnya adalah Islām yang mengumpulkan didalamnya amalan yang dhohir amalan bathin, bukan maksudnya adalah Islām dengan yang dimaksud dengan satu martabat saja didalam agama Islām.
Sebagaimana kita tau bahwasanya Islām secara bahasa artinya adalah menyerahkan & sudah kita sebutkan & disebutkan oleh pengarang didalam Ushul Ats Tsalasah bahwasanya Al-Islām adalah
الاستسلام لله بالتوحيد،
Itu adalah makna Islām, adapun yang disebutkan oleh beliau
الانقياد له بالطاعة، والبراءة من الشرك وأهله.
Maka ini adalah konsekwensi dari yang pertama.
Apa konsekwansi dari menyerahkan diri kepada Allāh ﷻ dengan Tauhid, kalau sudah pasrah menyerahkan diri kepada Allāh ﷻ dengan Tauhid maka konsekwensinya adalah harus tunduk dengan ketaatan.
Kalau kita memang sudah pasrah, Allāh ﷻ menyuruh kita shalat, Allāh ﷻ menyuruh kita zakat dan seterusnya maka kita harus – الانقياد – ini adalah konsekwensi dari pasrahnya kita kepada Allāh ﷻ dengan Tauhid & diantara konsekwensinya kalau kita memang sudah menyerahkan diri kepada Allāh ﷻ dengan meng Esa kan Allāh ﷻ dalam ibadah, yang namanya Tauhid berarti hanya menyembah Allāh ﷻ saja konsekwensinya adalah berlepas diri dari kesyirikan & harus berlepas diri dari orang² yang menyekutukan Allāh ﷻ.
Berarti Islām, Islām yang sebenarnya adalah Islām secara bathin & secara dhohir. Oleh sebab itu dikatakan – باب فضل الإسلام – Islām disini maknanya Dienu Muhammad ﷺ & agama Muhammad mencakup perkara² yang dhohir maupun yang bathin.
Apa kelebihan Islām (yaitu Islām yang mencakup didalamnya pasrah bathin kita & juga dhohir kita, dienul Islām mencakup dengan 2 makna), ini yang akan disampaikan oleh beliau disini dan InsyaAllāh nanti pada bab-bab yang selanjutnya ketika membahas tentang Tafsiru Islām nanti akan dibahas tentang apa yang di sebutkan tadi.
Bahwasanya Tafsiru Islām itu adalah mencakup amalan yang dhohir & bathin. Disini beliau menyebutkan keutamaan Islam, kenapa beliau mendahulukan menyebutkan tentang keutamaan kemudian setelah itu menyebutkan tentang kewajiban kemudian setelah itu menyebutkan tentang Tafsirnya. Maksudnya adalah supaya kita semangat diawal untuk mempelajari tentang Islām ini, karena nanti akan membaca ayat – hadits – ucapan para salaf yang menunjukan tentang keutamaan Islām.
Maka dengan diawali kitab ini dengan penyebutan – فضل الإسلام – diharapkan kita akan rindu, tertarik dan senang untuk mempelajari lebih lanjut tentang Islām ini, sehingga beliau akhirkan tentang pembahasan wajibnya Islām & beliau akhirkan tentang tafsir Islām ini.
Dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.