Halaqah yang ke-37 dari Silsilah Ilmiyyah Manasik Haji adalah tentang Beberapa Perkara Dan Hukum Wukuf Di Arafah Bagian 2
. Wukuf bisa dilakukan dimana saja di Arafah dan tidak harus ditempat Nabi Shalllahu Alaihi Wassalam melakukan wukuf. Beliau Shalllahu Alaihi Wassalam bersabda : “Aku melakukan wukuf disini, dan seluruh Arafah adalah tempat untuk wukuf “ (HR Muslim)
. Cara melakukan wukuf adalah dengan menghadap Kiblat, berdzikir dan berdoa, merendahkan diri kepada Allah, bertobat dan meminta kebaikan dunia dan akhirat.
. Hendaklah seseorang benar-benar memanfaatkan wuuf di Arafah ini dengan baik, dan jangan sampai dia termasuk orang yang menghabiskan waktu yang sangat berharga ini dengan pekerjaan yang sia-sia.
. Telah datang keutamaan hari Arafah dan wukuf disana didalam hadits Nabi Shalllahu Alaihi Wassalam : “Tidaklah Allah membebaskan hamba dari neraka yang lebih banyak daripada hari Arafah. Dan sesungguhnya Allah mendekat kemudian memamerkan mereka (yaitu para jemaah Haji) di hadapan malaikatNya, kemudian Allah berkata : Apa yang mereka inginkan ?
. Telah datang hadits yang berkaitan dengan hari Arafah yaitu ucapan Rasulullah Shalllahu Alaihi Wassalam : “Sebaik-baik doa adalah doa di hari Arafah dan sebaik-baik apa yang aku ucapkan dan juga Para Nabi sebelumku adalah Laa ilaaha ilallah, laa syarikalah, lahul mulku walahul hamdu, wahuwa alaa kulli syaiin qodiir” (HR at Tirmidzi dari Abdullah Ibnu Umar, hasan)
. Disunnahkan mengangkat tangan ketika berdoa di Arafah. Yang demikian karena Usamah bin Zaid, beliau mengatakan : “Aku menggonceng Nabi Shalllahu Alaihi Wassalam di Arafah dan beliau mengangkat kedua tangannya seraya berdoa maka miringlah onta beliau dan jatuh tali kekangnya. Maka Nabi Shalllahu Alaihi Wassalam mengambil tali kekangnya dengan salah satu kedua tangannya dan beliau mengangkat tangannya yang lain” (HR An Nasa’i, shahih).
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
وبا لله التوفيق والهداية
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Abdullāh Roy
Madīnah anNabawiyyah