Halaqah yang ke-12 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Fadhlul Islām yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb rahimahullāh.
Beliau mengatakan
وعن أبي بن كعب رضي الله عنه قال
Dari Ubay bin Kaab radhiallāhu anhu beliau mengatakan
عليكم بالسبيل و السنة
hendaklah kalian berpegang dengan – السبيل و السنة
Yang dimaksud dengan – السبيل – disini adalah Al Islām. As Sabil artinya jalan sabilullah adalah Al Islām, maksudnya adalah jalan yang menyampaikan kita kepada Allāh ﷻ yang apabila kita menempuhnya kita akan sampai kepada Allāh ﷻ maka itu adalah al Islam.
Oleh karena itu para salaf mereka ketika menafsirkan firman Allāh ﷻ
Beliau mengatakan
عليكم بالسبيل و السنة
Karena Islām ini adalah jalan kita menuju Allāh ﷻ. Jalan yang menyampaikan kita kepada Allāh ﷻ dinamakan sabilullah, dinamakan dengan asShirot, terkadang di dalam alQuran disebutkan at Thoriq, terkadang disebutkam dengan as Sabil dan maknanya sama yaitu jalan
Menggunakan kalimat Thoriq, terkadang menggunakan kalimat shirot & terkadang menggunakan kalimat Sabil jalan Allāh ﷻ.
Jalan Allāh ﷻ maksudnya adalah jalan yang akan menyampaikan kita kepada Allāh ﷻ. Apa jalan tersebut? Jalan tersebut adalah Islām ini, berarti beliau
عليكم بالسبيل و السنة
Maksudnya adalah hendaklah kalian berpegang teguh dengan Islām , yaitu Islām yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ. Ini adalah jalan kalian.
Islām yang dibawa Rasulullah ﷺ baik yang berkaitan dengan amalan² yang dzhohir maupun bathin. Maka hendaklah kalian berpegang dengan Islam yang dibawa oleh Nabi ﷺ
و السنة
Yang dimaksud dengan sunnah, sama dengan maknanya yaitu Islām, karena asSunnah secara bahasa adalah Thoriqoh dan Thoriqoturrasul jalannya Rasulullah ﷺ cara hidupnya Rasulullah ﷺ adalah al Islām.
Sunnah adalah Thoriqoh & thoriqoturrasul ﷺ adalah al Islām. Sehingga tidak heran apabila al Imam Al Barbahari di dalam syarhu sunnah beliau mengatakan
الإسلام هو السنة والسنة هي الإسلام
Kata beliau
اعلموا أن الإسلام هو السنة، والسنة هي الإسلام
Ketahuilah bahwasanya Islām itulah sunnah & sunnah adalah Islām
Jadi Islām yang beliau bawa itulah as Sunnah & sunnah beliau adalah Islām sehingga ketika beliau mengatakan
عليكم بالسبيل و السنة،
Maksudnya adalah hendaklah kalian berpegang teguh dengan Islām yang dibawa oleh Nabi ﷺ.
Kemudian beliau menyebutkan keutamaannya
فَإِنَّهُ لَيْسَ مِنْ عَبْدٍ عَلَى السَّبِيلِ وَالسُّنَّة
Tidak ada seorang hamba yaitu menyembah kepada Allāh ﷻ diatas Islām, maksudnya adalah diatas agama Islām secara dzhohir maupun bathin.
ِ ذَكَرَ اللَّهَ
Kemudian dia mengingat Allāh ﷻ
فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ مِنْ خَشْيَةِ الله
Dipilih dia dari sekian banyak manusia sehingga dia menangis, atau misalnya dia menangis mengingat tentang kekurangan² dia, padahal nikmat kepadanya dari Allāh ﷻ ini banyak sekali, atau menangis karena dia mengingat azab Allāh ﷻ dan seterusnya. Itu semuanya ( tangisan itu semuanya ) berdasarkan aqidah yang benar dan berdasarkan cara yang dibenarkan, bukan menangis karena bidah karena terkadang orang yang melakukan bidah pun bisa menangis (kisah beliau hafidzahullah saat smp) di Masjid ada kegiatan bersama² mengatakan Lāilāhaillallāh… dan kita merasakan saat itu seakan² khusyu ada rasa gemetar/merinding ada perasaan ingin menangis pertama kali beli tasbih, pertama kali menggunakan tasbih itu khusyu bisa konsentrasi (kendati masih kecil) siapa yang menjadikan kita seperti itu? Yang menjadikan kita menangis padahal itu bukan diatas sunnah itu adalah syaithan, menjadikan kita dibisik²an dengan cara seperti ini engkau lebih khusyu di dalam beribadah & itu yang dirasakan orang² Sufi, bagaimana mereka berkumpul mengatakan Lāilāhaillallāh.. semakin lama semakin cepat illallāh.. kemudan Allāh.. kalau kita tanya mereka, mereka mengatakan disitu ada perasaan nikmat merasa lebih khusyu dan seterusnya.
Ini terjadi karena sebab kebid’ahan & yang menjadikan itu semua adalah syaithon. Maka yang demikian tidak diberikan oleh Allāh ﷻ pahala, berbeda dengan orang yang menangis tadi & menangisnya diatas sunnah (menangis karena membaca al Quran, shalat malam yang sesuai dengan sunnah) maka pahala nya jika dia menangis kedua matanya karena takut kepada Allāh ﷻ
فتَمَسُّهُمَا النَّارُ
Hamba tersebut tidak akan disentuh oleh api neraka, sebagaimana dalam hadits
عَيْنَانِ لاَ تَمَسُّهُمَا النَّارُ عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ
Hadits shahih diriwayatkan Ath Tirmidzi
Berarti ucapan Ubay bin Ka’ab tadi ada dasarnya di dalam hadits, tentunya beliau mengucap ucapan seperti itu bukan berarti berasal dari ijtihad beliau hal ini berdasarkan dalil (perkara yang ghoib).
Yang dimaksud dengan keutamaan ini maksudnya apabila mata tadi menangis berdasarkan Islām yang dibawa oleh Nabi ﷺ. Jadi sebab menangisnya adalah sebab yang benar bukan karena bidah tapi karena melakukan perkara yang sunnah, jika dia menangisnya tadi berada diatas Islām yang dibawa oleh Nabi ﷺ (Islām disini adalah Islām yang dzhohir & bathin) sesuai dengan Islām yang dibawa Nabi ﷺ dan bathinnya (ikhlasnya) juga seperti yang dibawa oleh Nabi ﷺ.
Kemudian menangis kedua matanya maka ini adalah dua mata yang tidak akan disentuh oleh Neraka.
Ini menunjukan tentang keutamaan Islām yang dibawa oleh Nabi ﷺ.
Dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.